![]() |
Ayam penyet menjadi salah satu menu favorit di Depot Sederhana Gubeng Pojok. |
Hari itu sedang hujan. Suara air yang deras berpadu dengan musik lawas yang mengalun santai. Hentakan melodi dari legenda Koes Plus mengubah nuansa saat itu seperti tempoe doloe.
Orang-orang bercengkrama dengan pasangannya. Serasa nikmat, makan sambil muluk. Sesekali mereka menggoyangkan kaki mengikuti irama. Aduhai, gayengnya momen hari itu.
Suasana itu betul-betul saya nikmati di Depot Sederhana Gubeng Pojok dua hari lalu, Minggu (3/1). Tempat makan yang sudah ada sejak tahun 70an. Ada di selatan Stasiun Gubeng Lama, bersandingan dengan gedung tinggi Hotel Sahid.
Sejak kuliah, depot ini menjadi tempat favorit. Saat sudah jenuh dengan menu yang itu-itu saja. Makanan di sini selalu menyajikan pilihan yang berbeda. Serasa balik kampung. Bonus suasana yang selalu membuat kangen.
![]() |
Suasana gayeng di Depot Sederhana sangat santai dan nyaman. |
Lalu kucuran perasan jeruk. Aroma segar menguar, ditambah lalapan kacang panjang. Yang masih kriuk saat digigit.
Sandingannya nasi hangat. Kemudian segelas es tomat ikut menemani. Ya, tomat yang diiris kasar. Kemudian diaduk dengan air gula. Segar sekali. Perpaduan manis dan kecut. Tidak banyak tempat makan yang menawarkan minuman ini.
![]() |
Es Tomat bisa menjadi pilihan unik minuman di depot ini. |
Hanya pegawainya saja yang sekarang tambah banyak. Maklum tempat ini buka hingga 24 jam. Mereka tidak pernah rehat, selalu mider mengantarkan kebahagiaan pada pelanggannya.
Memang depot ini tidak bisa saya katakan paling enak. Diluaran sana tentu masih ada yang menawarkan rasa yang istimewa.
Namun soal suasana yang menjadi nilai tambah tidak semua ada. Saya rasa di sini kita kembali melihat. Hiruk pikuk Stasiun Gubeng Lama dulu. Dengan orang-orang yang menenteng bawaan. Mengadu nasib dan mengukir kisah hidup di kota metropolitan. (Galih Adi Prasetyo)